Senin, Oktober 20, 2008

Janji Politik dan Mimpi Jadi Isteri Kedua

Empat tahun mengelola negara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih mendapat hati di kalangan "rakyat". Minimal di hati budeku.

Minggu, pertengahan Oktober, setelah beristitahat dari piket menerbitkan edisi empat tahun pemerintahn SBY-JK, bude ku asal Malang, Jawa Timurn datang berkunjung ke rumah. Kami berdua sempat berbincang-bincang.

"Anakku, baru menjanda setahun sudah dapat suami,"katanya,"aku sudah sepuluh tahun menjanda belum dapat-dapat suami baru juga."

"Aku mau menjadi isteri kedua SBY,"ujarnya melanjutkan.

"Kalau aku menjadi isteri kedua SBY, aku yakin Ibu Ani akan pakai jilbab, dan SBY tak duano menjadi presiden kembali dan diberi limpahan rahmat dan berkah oleh Allah. Aku menyimpan sejumlah doa yang akan ku berikan padanya,"katanya.

"SBY masih tetap yang terbaik untuk menjadi presiden ke depan,"ujarnya.

"Aku sebagai manula, akan mendapat Rp 150 ribu, tiap bulan,"katanya. Ya, tanteku kelahiran tahun 1934, dan masih gagah untuk ukuran orang seumurannya. Walaupun, ada beberapa penyakit, seperti diabetes misalnya.

Budeku begitu terpesona dengan sosok SBY, bukan karena sama-sama berasal dari Jawa Timur, tetapi karena janji-janji politik dan kesejahteraan yang diimpikan rakyat. "Coba bayangkan, mana ada presiden yang kasihkan kompor ke rakyat, belum lagi program BLT (Bantuan Langsung Tunai), jadi pantaslah SBY memerintah kembali. Mudah-mudahan pada kesempatan kedua pemerintahannya menjadi lebih baik dari sebelumnya,"katanya.

Aku hanya bisa mengangguk. "Soal isteri kedua SBY, aku hanya guyon lo, mas,"katanya.

Jakarta, 20 Oktober 2008
A.Taufik


Tidak ada komentar: