Keluhan hipertensi tidak bleh diabaikan begitu saja. Menurut dokter spesialis syaraf Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Nurdjaman, terapi anti hipertensi yang dilakukan pada tahap dini tidaklah mahal. Karena cukup dengan mengubah gaya hidup, mengatur pola makan, serta melakukan aktivitas fisik yang memadai. "selain itu, penderitan hipertensi yang kegemukan perlu juga membatasi asupan kalori dan diet rendah daram, termasuk makanan yang asin-asin,"katanya Selasa (13/11) di Bandung.
Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang mengandung kalium, seperti seledri, kol, jamur dan magnesium (kacang-kacangan), menurutnya juga berpengaruh baik pada tekanan darah. Di seluruh dunia, berdasarkan laporan WHO World Health Report, tekanan darah tinggi diperkirakan menyebabkan 7,1 juta kematian atau kira-kira 13 persen dari seluruh kematian. Hasil itu menunjukkan bahwa kira-kira 62 persen kasus stroke dan 49 persen kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
Merokok, menurut Nurdjaman, harus dihindari, meskipun sulit. Karena zat-zat nikotin dan radikal bebas lainnya yang terkandung dalam rokok akan merangsang seluruh sistem neural dan hormonal dalam tubuh, sehingga tekanan darah dapat melonjak.
Olahraga aerobik yang dilakukan secara rutin dan disesuaikan dengan kemampuan juga apat menendurkan kontraksi pembukuh nadi, supaya tekanan darah dapat beranjak turun. Jika hal tersebut belum berhasil menurunkan tekanan darah, konsumsi obat diuretik yang murah dan banyak tersedia di Puskesmas juga dapat menstabilkan tekanan darah.
Menurut dokter spesialis jantung intervensi rumah sakit yang sama Achmad Fauzi Yahya, penebalan otot jantung akibat hipertensi dapat diperbaiki apabila segera dilakukan terapi. Beberapa studi, katanya, menunjukkan bahwa pemberian obat-obatan anti hipertensi dapat mengurangi penebalan otot jantung.
Sejumlah perusahaan farmasi mengklaim obat anti hipertensi produksi meraka memiliki fungsi ganda, yaotu menurunkan tekanan darah dan mengembalikan tebal dinding jantung menjadi normal. Sebenarnya obat-obatan adalah jalan kesekian, sebaiknya dihindari dengan segera menjalani terapi anti hipertensi alias gaya hidup sehat tanpa menunggu datangnya keluhan dan sebelum jantung menebal.
Pendidikan Nasib
8 tahun yang lalu
2 komentar:
bagus bung! Sayang artikel anda terlalu panjang, seperti reportase di majalah. Tapi ini wajar, mengingat anda berangkat sebagai wartawan Tempo yang menulis Blog.
Jadi, saya lihat belum ada satupun komentar dari pengunjung Blog anda (?).
Menurut teman saya yang Blog-nya banyak dikunjungi dan dikomentari, menulis di Blog sebaiknya memakai bahasa se-hari hari, seolah-olah kita sedang bercakap cakap dengan pengunjung Blog kita.
Bahasa Indonesia yang anda gunakan memakai kaidah berbahasa yang baik dan benar, namun umumnya pengunjung Blog lebih suka menggunakan kata sehari-hari, bahkan dengan kata-kata pergaulan yang tidak kita temukan di dalam kamus.
Oh ya Bung, saya mengunjungi Blog anda karena undangan dari anda melalui milis sman_24_jakarta@yahoogroups.com.
Sukses Bung, semoga Blognya semakin banyak pengunjung dan semakin ramai.
Salam,
Barry Irawan
alumni sman_24 BELKOM
Pemilihan obat anti hipertensi pun haruslah hati2..Karena ada beberapa obat yg bagus untuk penderita yg satu ternyata memiliki efek samping bagi penderita yg lain..Misalnya saja diuretik..Obat jenis ini sangat bagus untuk penderita hipertensi dg gagal jantung,tp kurang bagus untuk penderita hipertensi dg diabetes,karena dapat meningkatkan kadar gula darah.
Oh iya..Salam kenal sebelumnya ya... ^_^
Posting Komentar