Kebohongan data Ayaan Hirsi Ali saat datang ke negeri kincir angin dibongkar rekan separtainya. Terdepak dari Belanda, perempuan asal Somalia itu malah ditampung Amerika Serikat.
Tak ada tempat lagi bagi Ayaan Hirsi Ali di Belanda. Menteri Imigrasi, Rita Verdonk mendepak imigran asal Somalia itu dari negeri kinicir angin pekan lalu. Namun, Amerika Serikat, sudah siap menampungnya. “Dia perempuan yang sangat berani dan mengagumkan. Silakan datang ke Amerika Serikat,”kata wakil Menteri Luar Negeri, Robert Zoellick Kamis lalu. Hirsi Ali, mulai September tahun ini diterima menjadi pemikir di American Enterprise Institute, sebuah lembaga konservatif, sekaligus menuntaskan bukunya Shortcut to Enlightenment.
Hirsi boleh dikatakan sebagai salah seorang imigran Afrika yang melesat cepat. Hanya dalam jangka waktu sebelas tahun, sejak mendapat asylum masuk ke Belanda pada 1992, sudah menjadi anggota parlemen. Sesudang mendapat perlindungan politik dan mendapat tempat menetap di Belanda, Hirsi mulai bekerja mulai dari pembersih ruangan sampai penyortir surat. Sambil bekerja ia kursus Bahasa Belanda, pekerjaan sosial dan belajar ilmu politik di Universitas Leiden, lulus pada tahun 2000.
Sepanjangan jangka waktu itu Hirsi juga bekerja sebagai penerjemah independen, terutama untuk Pelayanan Migrasi Nasional (NMS). Nah saat bekerja di NMS itulah, dia mendapat akses banyak untuk mengetahui sistem Imigrasi Belanda. Hirsi juga menjadi pengkritik sistem negeri kincir angin dalam menangani pencari perlindungan politik (asylum).
Setelah menyelesaikan master ilmu politiknya, Hirsi bergabung dengan Wiardi Beckman Institute, sebuah lembaga yang punyak koneksi dengan partai sosial demokrat PvdA. Belakangan Hirsi tertarik dengan manifesto ateis-nya Filosof Leiden, Herman Philipse, dan ia mengumumkan keluar dari Islam, menjadi ateis. Selama periode ini dia mulai mengkritik kebudayaan Islam. Dalam buku pertamanya De Zoontjesfabriek (The Son Factory), Hirsi mengkritik kebudayaan Islam yang mengkhitan anak perempuannya. Sejak terbit bukunya itu ia menerima ancaman pertama kali.
November 2002, Hirsi pindah ke partai konservatif VVD, ia mengkritik PvdA yang terlalu memandang negatif terhadap imigran dari negara-negara Islam. Hirsi Ali menjadi asisten partai VVD di parlemen, sampai Januari 2003. Saat itu ancaman terhadap dirinya makin kuat. Hirsi mulai menerima perlindungan tetap dari polisi. Pada Januari 2003 itu pula dia terpilih menjadi anggota parlemen, dengan mendapat suara pemilih yang cukup banyak.
Kritiknya terhadap Islam dan Nabi Muhammad juga semakin kenceng. Menurutnya, Nabi Muhammad membawa Islam dengan jalan kekerasan serta mengekang kebebasan wanita. Yang paling menghebohkan saat Hirsi Ali, menulis skenario untuk film pendek Submission. Dalam film tersebut diperlihatkan empat perempuan yang mengenakan burqa transparan dengan tulisan ayat Al-Quran di tubuhnya. Sutradara film tersebut, Theo van Gogh, cicit pelukis terkenal Vincent van Gogh, , 2 November 2004, ditembak mati di tengah jalan di Amsterdam. Pelakunya Muhammad Bouyeri, asal Maroko dihukum seumur hidup.
Ancaman terhadap Hirsi Ali semakin keras, perlindungan polisi juga semakin ketat. Tak ada tetangga yang mau tinggal berdekatan dengan Hirsi, karena pengamanan yang ketat dan takut terkena imbas dari ancaman itu. Hirsi pun berpindah-pindah tempat.
Tusukan terhadap Hirsi justru datang dari dalam. Televisi Belanda, Zembla menayangkan kebohongan data-data yang diberikan Hirsi Ali saat memperoleh asylum. Namanya, Ayaan Hirsi Ali, ternyata palsu, nama sebenarnya Ayaan Hirsi Magan. Pada imigrasi Belanda mengaku lahir pada 1967, padahal 1969. Dia mengatakan terbang dari Belanda dari tempat peperangan di Somalia. Padahal dia berangkat dengan kereta dari Jerman, mengikuti suaminya, warga negara Kanada. Hirsi juga pernah lama tinggal di Kenya. Dia hanya hidup selama tujuh tahun di Somalia, sewaktu masih kecil.
Karena kebohongannya itu Hirsi kehilangan paspor Belanda-nya. Padahal Menteri Imigrasi, Rita Verdonk, adalah teman separtainya. Kebohongan, seperti itu, menurut Menteri Verdonk, berdasarkan undang-undang imigrasi setempat tak bisa diterima, dan paspor segera bisa dicabut. Namun, seperti nama awalnya, Ayaan, yang dalam bahasa Somalia berarti beruntung. Walaupun ditendang dari Belanda, ia bisa diterima di Amerika Serikat. Bahkan dengan lembaga yang dikenal berhubungan dengan Presiden Amerika Serikat George Walker Bush.
Sumber : Tempo, The Telegraph, Expatica, Financial Times dan Wikipedia
Pendidikan Nasib
8 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar