Senin, Mei 07, 2007

Afghanistan : Amerika Kembali Pegang Kendali

Menguatnya Taliban di beberapa wilayah Afghanistan sebagai alasan AS mengambil alih memimpin pasukan NATO. Apa cuma akal-akalan Presiden George Walker Bush agar mendongkrak dukungan terhadap Partai Republik?

Sebuah sepeda motor parkir tak jauh dari sebuah mobil van tentara Amerika Serikat yang bergabung dengan konvoi pasukan Pakta Atlantik Utara (NATO) menuju Provinsi Kandahar, Afghanistan, tiba-tiba, DUARR! Bom meledak dua tentara Afghanistan yang ikut mengawal iringan pasukan itu tewas seketika. Enam tentara AS, luka serius. “Tiga diantaranya sampai saat ini masih koma,”kata komandan keamanan konvoi, Abdul Khaliq.

Van tersebut membawa pasokan logistik untuk pasukan NATO yang tergabung dalam Pasukan Internasional Membantu Keamanan Afghanistan (ISAF) di Distrik Maiwand, Kandahar, tempat lahirnya Taliban. “Sepeda yang meledakkan van itu menggunakan remote kontrol,”kata Gubernur Distrik, Haji Saifullah.

Beberapa hari sebelumnya di jalan yang sama sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak menubrukan diri ke check point polisi. “Sopir pembawa mobil dan tiga polisi tewas seketika, tiga polisi lain luka-luka,”ujar juru bicara ISAF, Kapten Andre Salloum. Ledakan juga terjadi di Distrik Zahri, Kandahar, pada saat yang bersamaan.

Polisi Afghanistan juga tewas karena bom jarak jauh di Distrik Shinhand, Provinsi Heart, dan Nimroz. “Bahkan di Distrik Zir Koh menewaskan Komandan Polisi Afghanistan Barat, Jenderal Akramudin,”kata kepala polisi Provinsi, Mohammad Daud Askarzada.

Bahkan Kamis dua pekan lalu, selama dua hari Taliban sempat menduduki Distrik Musa Qala di Provinsi Helmand. “Taliban tampak berjalan-jalan secara bebas di pusat kota,”ujar juru bicara Menteri Dalam Negeri Zemarai Bashary. Toko-toko tutup dan penduduk ketakutan serta melarikan diri dari kota tersebut.

Pendudukan Taliban atas Musa Qala dan distrik di dekatnya, bukan kali yang pertama. Tahun lalu pasukan “Islam puritan” itu juga menguasai daerah tersebut. Namun sejak, empat bulan lalu bekas Gubernur Provinsi Helmand ikut campur mengatasinya. Mereka membuat perjanjian dengan para sesepuh suku lokal, tak akan membiarkan Taliban masuk kota. Serta menyerahkan kota itu kepada pasukan Inggris dan Belanda. Namun, Kamis malam itu, Ratusan taliban menyerang kantor kepala distrik, merusak tempat sekitarnya, serta mengibar-ngibarkan bendera di gedung-gedung kantor administratif distrik.

Serentetan ledakan bom dan pengambilalihan wilayah di Afghanistan yang diduga merupakan bagian operasi kelompok Taliban membuat geram Amerika Serikat. Kamis pekan lalu dalam pertemuan menteri pertahanan negara-negara anggota NATO di Seville, Spanyol, AS meminta kembali memimpin pasukan di Afghanistan. “Kami mengeluarkan banyak uang, dan pasukan, begitu juga komitmen kami untuk memberantas terorisme disana harus jelas arahnya,”ujar Dutabesar Amerika untuk NATO, Victoria Nuland kepada Bloomberg di Brussels, pekan lalu.

Selama ini pasukan yang tergabung dalam ISAF sejak 2003 memang dipimpin NATO. Walaupun 33 ribu tentara dari 37 negara, 12 ribu berasal dari Amerika Serikat. Negara Abang Sam itu juga meminta negara-negara NATO mengirim banyak pasukan dan uang ke Afghanistan. “Kami harap para sekutu melakukan yang lebih banyak bisa dilakukan secara seimbang antara kepentingan keamanan dan pembangunan,”kata Nuland. AS berharap pada tahun 2007, bisa mengikis habis Taliban, dan meninggalkan masyarakat Afghanistan dari kemiskinan.

Di Afghanistan NATO menjalankan strategi ganda. Berjanji menghabiskan Taliban di selatan dan timur, sambil mendatangkan bantuan internasional buat memperbaiki pedalaman dan ekonomi di kawasan tak berhukum (tribal area), di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Taliban mengunakan kawasan tak berhukum di seluas 35 kilometer sepanjang perbatasan Pakistan sebagai markasnya. Presiden Pakistan Pervez Musharraf mengakui para tentara Pakistan mengizinkan Taliban menyeberangi perbatasan dengan leluasa. Para serdadu itu juga tak berniat memeranginya. Namun, Musharraf membantah, pemerintah Pakistan mendukung aktvitas Taliban kembali berkuasa di Afghanistan. Karena itu Presiden Musharraf berencana akan memagari perbatasan yang bergunung-gunung dan liar itu sekitar 300 kilometer.

Memang jika melihat keadaan di lapangan sulit untuk dikuasai pasukan asing. Karena itu provinsi yang berada di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan mulai dari Kandahar, kota besar pusat Taliban yang berbatasan dengan Quetta di Pakistan, kawasan penggunungan Balukhistan, sampai Towrkham yang tak jauh dari Peshawar di Pakistan menjadi tempat yang aman bagi persembunyian para taliban. Militer AS memperkirakan masih sekitar enam ribu serdadu Taliban beroperasi di Afghanistan. Basis mereka di sekitar perbatasan Pakistan, yang tak bisa disentuh hukum, tribal area.

Di bawah perlindungan para panglima perang yang menguasai kawasan-kawasan tertentu kelompok Taliban bisa hidup nyaman. Belum lagi bantuan yang datang dari para guru-guru mengaji dan ulama-ulama Pakistan. Bahkan dari madrasah-madrasah di pinggiran Pakistan itu para “pejuang” Taliban dihasilkan.

Menurut juru bicara Taliban di Afghanistan Selatan, Qari Muhammad Yusuf Ahmadi, Taliban belakangan ini makin kuat di setiap provinsi dan desa di Afghanistan. Pernyataan itu sebenarnya berlebihan, Taliban hanya tersebar tak lebih dari 10 provinsi dari 34 provinsi di Afghanistan. Diantaranya ; Paktika, Khost, Ghazni, Paktiya, Helmand, Kandahar dan Lowgar.

Taliban diusir dari kekuasaannya oleh AS pada tahun 2001, sebulan setelah peristiwa 11 September. Alasannya, mencari tokoh dibalik penyerangan bangunan kembar WTC di New York dan tempat-tempat strategis di AS lainnya. Kemudian, Amerika mengalihkan tugas pemulihan keamanan di Afghanistan ke tangan NATO, pasukan dari 26 negara yang kini berkembang menjadi 37 negara, namun kendali masih di bawah komandonya. Tugasnya terutama, mencari pimpinan al-Qaidah, Usamah bin Ladin. Alih-alih mampu mencari Usamah, malah kekuatan Taliban terus menguat di beberapa tempat di Afghanistan.

Untuk menambah kekuatan di Afghanistan, bekas Komandan Misi Afghanistan Inggris, David Richards, sepakat dengan rencana Amerika Serikat. “Diperlukan 4.000 sampai 5.000 serdadu lagi,”ujarnya. Itali lewat Perdana menteri Romano Prodi sudah menyanggupi mengirim 1.800 tentaranya ke Kabul dan Afghanistan Barat. Pemerintah Jerman juga sudah mengajukan tambahan pengiriman pasukan ke parlemennya. “Situasinya sangat berbahaya,”kata Menteri Pertahanan Jerman Franz Josef Jung kepada Bild Zeitung. Kalau disetujui jet-jet tempur Jerman akan berada di kawasan perang pertengahn April.

Bukan hanya pasukan yang diinginkan AS. President George Walker Bush pekan ini sudah mengajukan tambahan anggkaran ke Kongres sebesar 5,9 miliar Dolar AS. “Anggaran tersebut digunakan untuk melatih pasukan keamanan Afghanistan,”begitu bunyi dokumen proposal anggaran Gedung Putih. Pada 2008, Bush memerlukan 2,7 miliar Dolar AS untuk pelatihan di Afghanistan. Presiden Bush juga mengajukan tambahan dana cepat 2007, sebesar 698 juta Dolas AS untuk membangun jalan, tenaga listrik, bantuan pangan, dan keperluan lainnya.

Jelas Bush tak mau malu seperti di Irak. Pengambilalih pimpinan NATO di Afghanistan, serta gerojokan dana diharapkan mampu menaikkan kembali popularitasnya dan mendongkrak dukungan terhadap Partai Republik.

Sumber : Tempo, Reuters, DPA, dan Jihad Unspun

Infografik

Lima Besar Pasukan NATO di Afghanistan

Negara Banyaknya Tugas/Daerah Operasi

Amerika Serikat 12.000 Melatih tentara nasional Afghanistan
Inggris 5.800 Provinsi Helmand
Jerman 3.000 Kunduz,Taloqan -Utara
Kanada 2.500 Kandahar
Belanda 1.907 Tarin Kwot

Tolong lengkapi juga dengan peta Afghanistan

Tidak ada komentar: