Senin, Mei 07, 2007

Malaysia : Kembalinya Anak Emas Dr.M

Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim mulai turun berkampanye. Masih ada yang memilihnya?
Ijok hanya sebuah daerah di Negara bagian Selangor, Malaysia. Pemilihnya pun hanya 10 ribu orang lebih. Tapi daerah yang terletak 50 kilometer dari ibukota Kuala Lumpur tersebut menjadi ajang politik tiga tokoh besar di negeri jiran itu; Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, bekas wakilnya Anwar Ibrahim dan Perdana Menteri yang sedang berkuasa Abdullah Badawi.

Dua pekan lalu Ijok menggelar pemilihan umum sela untuk memperoleh anggota parlemen. Meskipun hanya pemilu tingkat lokal, peristiwa ini menjadi penting dan mendapat sorotan luas karena untuk pertama kalinya Anwar terjun ke panggung politik setelah dilarang berpolitik untuk periode yang cukup lama. Anwar walaupun tidak mencalonkan diri habis-habisan berkampanye bagi partai oposisi yang dipimpin istrinya, Partai Keadilan Rakyat.

Kampanye antara kubu Anwar Ibrahim dan Abdullah Badawi berlangsung seru. Anwar, misalnya, menuduh sekutu Badawi, Wakil PM Najib Razak terkait dengan pembunuhan gadis Mongolia, Althatunya Sharibuu, kekasih gelap Abdul Razak Baginda, sahabatnya. Tuduhan lain wakil PM yang merangkap Menteri Pertahanan terlibat korupsi dalam pembelian pesawat tempur Sukhoi dari Rusia dan kapal selam dari Eropa. Tentu saja semua tuduhan itu dibantah Najib dan Pak Lah, panggilan akrab Badawi.

Pemilu Ijok bertambah gayeng, karena mantan PM Mahathir Mohamad turut "menggembosi" Barisan Nasional. Mahathir yang sedang berseteru dengan Pak Lah mengingatkan para pemilih di Ijok tidak mudah terayu oleh Partai Pemerintah yang mengucurkan dana 10 juta dollar AS untuk membangun jalan-jalan dan sekolah di Ijok . "Jika Anda memilih karena memperoleh banyak uang atau proyek, Anda mungkin hanya akan menghasilkan pemerintahan busuk yang menggunakan uang untuk membeli suara Anda," katanya.

Turunya Anwar berkampanye merupakan pemanasan untuk terjun kembali ke dunia politik. Ketika masih berada di dalam pemerintahan, Anwar dijagokan sebagai pengganti PM Mahathir Mohamad. Namun, pada 1998, saat karir Anwar terus bersinar Mahathir memecat dan memenjarakannya dengan tuduhan korupsi dan melakukan sodomi.

Mahathir lalu memilih Abdullah Ahmad Badawi untuk menjadi wakilnya. Setelah berkuasa selama 22 tahun, Mahathir akhirnya menyerahkan jabatannya sebagai PM kepada Badawi. Belakangan Mahathir dan Pak Lah berseteru. Badawi dianggap tak lagi menghomati seniornya, dan Mahathir pun berupaya menggoyang Perdana Menteri dengan sejumlah tuduhan korupsi dan nepotisme. Tentu saja perseteruan itu menguntungkan Anwar.

Setelah mendekam di penjara selama enam tahun, Anwar dibebaskan karena tuduhan sodomi tak terbukti. Meski demikian, Anwar dilarang untuk berpolitik hingga April 2008 karena masih dijerat dengan tuduhan korupsi. Tak heran kubu Anwar kawatir Pemilu digelar lebih awal dari jadualnya dan ia tak bisa mencalonkan diri menjadi kandidat. "Saya hanya menuntut hak sebagai warga negara, yang dinafikan setelah keluar penjara,"katanya kepada Tempo.

Menurut Anwar, Malaysia di bawah Badawi sama seperti di masa Mahathir. "Dimasa Pak Abdullah ini dari sistem nggak berubah. Apalagi sekarang terjadi ketegangan soal ras dan agama. Sisi ekonomi membimbangkan. Indeks korupsi, kebebasan media, dan investasi langsung luar negeri juga merosot,"ujarnya.

Tidak trauma? "Memang sempat menjadi pemikiran saya, tapi secara serius tidak pernah terlintas keinginan bahwa saya akan mundur dari dunia politik, karena arahan dari pemimpin diktator. Saya yakin kebenaran akan menang,"kata suami Wan Azizah wan Ismail.

Sebaliknya Badawi tak gentar kembalinya Anwar ke panggung politik Malaysia. "Saya tidak takut. Jika rakyat menginginkan Anwar, dia akan menjadi populer. Jika rakyat tidak menginginkannya, dia tidak akan populer. Dalam politik itulah yang berlaku. Saya sudah lama terjun ke dunia politik. Saya telah menghadapi dia sebelumnya," katanya.

Untuk sementara Badawi benar, kandidat dukungan Anwar kalah 1.850 suara dibandiingkan calon dari Barisan Nasional, Partai yang saat ini berkuasa. Penduduk Ijok, yang mayoritas keturunan Cina, tak tergoda bujuk rayuan bekas anak emas Dr. M, panggilan khas Mahathir. "Saya sedih akan Malaysia,"ujar Anwar.

sumber : Tempo, Malaysia Kini, AFP dan Reuters

Tidak ada komentar: