Rabu, September 10, 2008

Siaran Pers : Ramadhan Tanpa Anarki

Ramadhan, bulan suci beberapa hari lagi tiba. Sejumlah orang di berbagai tempat menggunakan bulan suci ini sebagai pemuas nafsu anarki, melakukan tindakan kekerasan atas nama agama (Garis Di Cianjur, FPI di Purworejo). Bulan puasa seharusnya digunakan untuk beribadah, tapi nyatanya dimanfaatkan sekelompok orang atas nama agama tertentu melakukan tindak kekerasan (anarki) dengan mengambil alih peran aparatus pemerintah yang berhak bertindak.

Seharusnya di bulan suci tersebut semua pihak harus mendorong menguatnya semangat saling menghormati dan menghargai keberagaman serta menjaga kemerdekaan dari ketakutan, teror dan tindak kekerasan atas nama ‘kebenaran’. Bahkan ikut serta membantu masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi akibat harga-harga yang membumbing tinggi.

Karena itu Garda Kemerdekaan, dalam rangka “Tiga Tahun Garda Kemerdekaan” menyerukan semua pihak tidak melakukan tindakan anarki. Karena tindakan anarki lebih banyak mudharat dibanding manfaatnya. Semua pihak harus menggunakan metode nasihat-menasehati dengan cara yang baik, ramah dan beradab, jika hendak dihormati. Anarkisme akan membuat rakyat tambah sengsara dan terpecah belah. Lebih jauh pertahanan dan ketahanan bangsa menjadi lemah. Sehingga lebih mudah dimasuki pihak-pihak, kelompok-kelompok atau bangsa lain yang menginginkan Bangsa Indonesia semakin lemah.

Untuk mencegah anarki di Bulan Suci Ramadhan ini, Garda Kemerdekaan mengimbau, agar :
1. Pengusaha Tempat Hiburan, mentaati peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah setempat.
2. Pemerintah dan aparat pelaksananya, mengambil tindakan tegas pada pihak-pihak yang melanggar aturan tersebut.
3. Kelompok-kelompok yang biasa melakukan tindakan anarki di bulan suci Ramadhan, hormati bulan beribadah ini, jangan menjadi polisi, jaksa dan sekaligus hakim sendiri. Percayakan pada pemerintah dan aparat pelaksananya.
4. Masyarakat, jangan terpancing untuk melakukan kegiatan anarki dan hindari adu domba yang mengatasnamakan agama tertentu dengan membawa-bawa “bulan suci” sebagai kegiatan pembenaran untuk melakukan tugas-tugas “sok suci”.
5. Para politisi jangan memanfaatkan bulan puasa (Ramadan) untuk kepentingan politik dan golongannya, yang menyebabkan ketidakhamonisan dalam masyarakat.

Semoga di bulan suci Ramadhan ini, menjadi bulan untuk memupuk kesadaran dan memperkuat kehidupan berbangsa di tengah kesulitan ekonomi, banyak bencana dan lemahnya penegakan keadilan. “Dahulukan Akhlak, Tegakkan Keadilan.”

Panitia Pelaksana
Tiga Tahun Garda Kemerdekaan.

Tidak ada komentar: