Pemerintah Iran menahan warga negara Amerika dengan tuduhan mata-mata. Insiden yang memperparah perseteruan antara kedua negara.
IRAN dan Amerika Serikat sepertinya sudah “digariskan” tidak pernah bisa akur. Semula terbetik kabar gembira tentang pembicaraan antara pejabat tinggi AS, Iran, dan Irak di Bagdad, Selasa pekan lalu. Selain merupakan perundingan tingkat tinggi pertama Iran-AS sejak 27 tahun berseteru, pertemuan yang membicarakan masalah Irak dan keamanan kawasan itu diberitakan berhasil baik.
Ya, “Ada persamaan mendasar, yaitu dukungan bagi Irak yang aman, stabil, dan demokratis, sehingga Irak dapat mengatur keamanannya sendiri, serta berhubungan damai dengan negara-negara tetangganya,” kata Duta Besar AS untuk Irak, Ryan Crocker, tentang hasil pertemuan.
Namun, sehari setelah itu, Ali Shakeri, pengusaha dan aktivis perdamaian pendiri Irvine's Center for Citizen Peacebuilding Universitas California, AS, ditangkap polisi Iran. Sebelumnya, dua warga negara AS keturunan Iran, Haleh Esfandiari dan Kian Tajbakhsh, bernasib sama dengan Shakeri. Juga seorang jurnalis radio Free Europe seksi Persia, Parnaz Azima, yang hanya diperiksa--tidak ditahan. Kesemuanya kena tuduhan mata-mata dan melakukan propaganda menjatuhkan pemerintahan Presiden Mahmud Ahmadinejad. “Mereka mengacaukan Iran,” kata juru bicara Peradilan Iran, Ali Reza Jamshidi.
Esfandiari bekerja untuk Woodrow Wilson Center for International Scholars, lembaga kajian masalah Timur Tengah yang terkemuka di AS. Ia ditangkap dan diinterogasi aparat di Teheran setelah paspornya ditahan pada akhir Desember lalu, ketika dia akan kembali ke AS. Esfandiari datang ke Teheran untuk mengunjungi neneknya yang berusia 93 tahun.
Sedangkan Tajbakhsh bekerja sebagai konsultan di Open Society Institute (OSI) milik George Soros. Nah, OSI diminta pemerintah lokal di daerah Bam untuk membantu menangani kesehatan masyarakat serta proyek kemanusiaan dan kebudayaan, setelah gempa pada Desember 2003 di tempat itu merenggut sekitar 15 ribu jiwa. Tajbakhsh ditugasi menjalankan proyek tersebut di kawasan selatan Iran itu. Menurut penjelasan resmi OSI, Tajbakhsh sudah mendapat izin pemerintah Iran. Ia ditahan sejak 11 Mei.
Penangkapan keempat warga negara AS ini menimbulkan reaksi keras dari pihak Abang Sam. Lembaga yang diwakili para tahanan mendesak agar mereka segera dibebaskan dan diizinkan pergi dari Iran. Pemerintah AS juga menolak semua tuduhan Teheran. “Ini semua adalah penghinaan atas warga negara lain yang tak berdosa,” kata Tom Casey, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS.
Namun “tak berdosa” menurut ukuran AS bukan seperti anggapan pemerintah Iran. Bukan rahasia jika pemerintah Presiden George W. Bush punya rencana menggulingkan pemerintah Ahmadinejad. Beberapa media massa AS mengungkapkan rencana tersebut. Salah satunya, serangan militer untuk menghancurkan fasilitas nuklir di Iran, seperti ditulis New Yorker beberapa waktu lalu. Contoh lainnya, “skenario” pergantian rezim dengan membantu persenjataan milisi dari beberapa suku di perbatasan Iran--yang memang punya masalah dengan pemerintah pusatnya--sampai yang lebih halus dengan mendanai proyek “prodemokrasi”. New York Post, dua pekan lalu, mengungkap dokumen Badan Intelijen AS (CIA) berisi operasi rahasia untuk mengacaukan stabilitas dan mendorong pergantian rezim di Iran.
Dari kacamata Teheran, semuanya klop. Soros dan OSI adalah pihak yang bekerja untuk ikut “menumbangkan” rezim otoriter seperti di Uni Soviet dan Yugoslavia. Sedangkan Wilson Center didirikan Lee H. Hamilton, mantan anggota Kongres dari Indiana. Hamilton adalah wakil ketua Komisi 9/11, sebuah komisi bentukan Kongres AS untuk mengkaji tragedi 11 September. “Semua tuduhan datang dari kementerian intelijen,” kata Jamshidi, juru bicara peradilan Iran. Dan para “mata-mata” itu sudah dipastikan akan diadili.
Ahmad Taufik (AFP, IRIB, Kayhan)
sumber : Majalah Tempo, 4 juni 2007
Pendidikan Nasib
8 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar