Kamis, Januari 01, 2009

Waiting for Nothing


Naik angkutan kota (angkot), kadang-kadang banyak yang aku tak mengerti jalan pikiran sang sopir. Baik angkot 102 jurusan Parung Bingung-Pondok Labu ataupun 03, Parung-depok yang sering aku tumpangi.

Mereka selalu menengok tiap gang yang mereka lalui. Bukan hanya menengok tetapi juga menunggu. Mungkin dia berharap ada penumpang dari gang itu. Namun, kadang kala tak ada penumpang sopir tetap menunggu, entah apa?

Siang ini, sebenarnya aku males ke kantor. Maklum pekerjaan sudah diselesaikan sebelum taon baru. Tapi, memang ada rencana buat pekan depan yang maun aku bicarakan dengan atasan di kantor. Setelah nyambung 102, aku naik 03 menuju stasiun kereta api Depok Baru.

Semula angkot berjalan normal, ya, kadang-kadang berhenti, tengok sana-tengok sini mencari penumpang, yang memang tak banyak. Di sebuah gang dekat kelurahan Rangkapan Jaya, seorang penumpang turun dari samping kursi sopir. "Tunggu aja dulu, ya,"katanya. Orang tersebut langsung menyeberang, masuk ke jalan.

Sopir menunggu, entah apa, memang menunggu, orang tersebut atau menunggu, penumpang yang mungkin keluar dari gang. Jalan di seberang itu sepi, tak ada orang keluar. Iseng-iseng aku hitung, sudah ada 10 mobil 03 melewati, mobil yang menunggu itu. Hampir setengah jam, tak ada satu pun penumpang tambahan, orang yang ditunggupun tak kunjung kembali. Sopir kembali menjalankan mobilnya. Waiting for nothing.
Suatu harapan yang tak pasti, seperti orang banyak berharap saat merayakan pergantian tahun, pada tahun 2009 yang lebih baik.

2 Januari 2009

Tidak ada komentar: