PROFESOR Yanto Lunardi Iskandar tahu benar, air seni perempuan hamil muda dapat dimanfaatkan menjadi obat kanker termutakhir. Ini bukan main-main, karena lelaki kelahiran Jatinegara, Jakarta Timur, 57 tahun lalu itu bukan orang sembarangan. Kiprahnya dalam penelitian virus hampir 30 tahun. “Saya sudah memasuki masa pensiun,” katanya. Lunardi selama ini bekerja di Institut Virologi Universitas Maryland, Amerika Serikat, bersama Profesor Robert Charles Gallo, penemu virus penyebab penyakit akibat penurunan kekebalan tubuh (HIV/AIDS).
Pada pertengahan April lalu, Lunardi berkunjung ke Indonesia selama sepekan. Warga negara Prancis dan Amerika Serikat itu menjadi pembicara dalam simposium tentang hormon manusia dan sel induk (stem cell) di Rumah Sakit Immanuel, Bandung. Lunardi juga bertemu dengan pasien dan kerabatnya. Tatkala ditemui Tempo di rumah temannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, pria berperawakan kecil tapi tegap ini sedang memberikan terapi dan tusuk jarum. “Akupuntur itu hobinya, tapi cuma untuk kerabatnya,” ujar Andini Muksin Rustandi, pasiennya.
Hidupnya dihabiskan di luar negeri. Karena lama belajar dan mengajar di Universitas Sorbonne, Paris, Lunardi mendapat kewarganegaraan Prancis. Juga berkat kemampuannya dalam penelitian virus yang melemahkan kekebalan tubuh itulah, Amerika pun memberinya status warga negara. Sebaliknya, kewarganegaraan Indonesia miliknya dicabut pemerintah.
Lunardi mengaku tak ingin kembali dan tinggal di Indonesia. “Indonesia kan tak mengakui dwikewarganegaraan. Lagipula, saya biasa di luar negeri, dan kalau di sini kendalanya banyak sekali, termasuk cuaca,” katanya. Dia mengaku seperti akan meleleh bila terkena sinar matahari tropis. Namun Lunardi tetap berniat membantu Indonesia di bidang kesehatan.
Bantuannya jelas diperlukan. Penelitiannya tentang virus bermuara pada temuan obat kanker bagi pengidap penurunan kekebalan tubuh. Namun peptide matermin--nama obat itu--juga bisa digunakan untuk mengobati kanker secara umum.
Penemuan itu berawal dari penelitian virus para pengidap virus pemusnah kekebalan tubuh. “Kami punya 7.000 pasien AIDS,” ujar Lunardi.
Nah, pada penderita terinfeksi HIV/AIDS, Yanto Lunardi selalu menemukan kanker yang mempercepat kematian pasien itu, namanya Kaposi sarcoma. Kanker temuan Yanto itu, dalam dunia kedokteran, dipatenkan dengan nama KSY-1. “Y di situ huruf awal nama saya, Yanto,” katanya.
Lunardi dan kawan-kawan melakukan penelitian untuk mencari cara membunuh kanker itu. Ratusan monyet yang menjadi obyek penelitian mati karena wabah penyakit gondongan. Lalu percobaan beralih ke tikus. Hasilnya memuaskan. Ekstrak human chorionic gonadotropin (hCG)--jenis hormon peptide yang dihasilkan embrio baru hasil pembuahan atau dari bagian tertentu plasenta--berhasil membuat sel kanker melakukan bunuh diri massal. Zat tersebut bisa ditemukan dalam air seni perempuan hamil di bawah tiga bulan.
Dalam pembuatannya, gonadotropin itu dibekukan selama 24 jam, lalu disimpan dua hari di dalam laboratorium. Kemudian diberikan sejumlah zat antara lain sodium azide, dipurifikasi, dan dipanaskan dalam suhu 67 derajat Celsius, selama satu jam. Ekstrak human chorionic gonadotropin, yang menyandang nama peptide matermin kini tengah menunggu dipasarkan kepada khalayak penderita kanker dan HIV/AIDS.
Berkat temuannya, nama Lunardi tercatat dalam jurnal ternama bidang kesehatan, New England Journal of Medicine, edisi Maret 2008. Dia juga digadang-gadang sebagai kandidat penghargaan Nobel untuk kesehatan tahun ini.
Lunardi berharap peptide matermin yang ditemukannya juga dapat digunakan untuk pengobatan kanker di Indonesia. “Saya sedang melakukan negosiasi, semoga bisa dijual murah dan bermanfaat bagi banyak orang,” ujarnya.
Ahmad Taufik
(dimuat di Majalah Tempo)
Pendidikan Nasib
8 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar