JAJAK pendapat rakyat Timor Timur tinggal dua hari lagi. Masyarakat di bumi Loro Sae berharap-harap cemas terhadap hasil penghitungan suara nantinya. Kedua belah pihak yang pro otonomi dan pro kemerdekaan kian bersitegang mendekati hari H. Dua hari lalu, beberapa warga Timtim ditembak oleh kelompok pro-otonomi. Ini dijadikan bahan kampanye oleh kelompok pro kemerdekaan untuk meraup kemenangan, hari Senin besok. Banyak yang meramalkan kedua kelompok masih bisa saling menahan diri, namun mereka tidak menjamin hal yang sama terjadi sesudah hasil perhitungan suara diumumkan nanti. Untuk mengetahui suara dari kelompok pro kemerdekaan, Andari Karina Anom dan Ahmad Taufik (TEMPO) menemui Ketua CNRT, Xanana Gusmao di LP Khusus, Salemba. Petikannya:
Ada laporan dari Zacky Makarim kepada Wiranto. Mereka khawatir jika pro-otonomi kalah. Mereka hitung pro-kemerdekaan mendapat 60 persen dan pro otonomi 40 persen. Bagaimana menurut anda?
Saya kira itulah yang benar-benar .....sudah berusaha untuk membuktikan bahwa kalau mau fifty-fifty. Jangan kasih uang, kasih makan, Semua intimidasi dilalukan untuk mencapai hasil yang seimbang. Menurut kami, itu bisa mempengaruhi keputusan MPR. Kami sudah mendapatkan sinyal dari pihak pro-otonomi bahwa untuk mereka bukan hasil jajak penapat itu yang merupakan keputusan terakhir, tapi mereka menunggu keputusan MPR. Karena mereka tau akan kalah. Kalau dipikir 40 persen, dia pikir bahwa semua distrik di perbatasan sudah dikuasai milisi. Tetapi milisi yang bukan orang Timor timur, tetapi milisi yang didatangkan dari luar.
Jadi, bagaimana anda memperkirakan hasil akhir jajak pendapat?
Saya tahu akhir-akhir ini banyak kesulitan. Misalnya banyak pengungsi yang sudah lari lagi ke Atambua sekarang jumlahnya sudah hampir 5000. Ada juga pengungsi yang keluar dari tempat area-area TPS. Sekarang, karena takut mungkin saja tidak bisa ke TPS untuk melakukan voting.
Benarkah orang-orang pro-otonomi sudah mengadakan negosiasi dengan anda. Eurico Guttteres kabarnya pernah datang menemui anda?
Secara prinsip mereka tidak mau bicara tentang masalah ini karena secara prinsip juga mereka masih menunggu keputusan MPR. Sehingga mereka tidak mau bicara sesuatu yang belum dipastikan.
Ada kesan anda sekarang dijadikan sandera Pemerintah Indonesia karena anda baru akan dibebaskan tanggal 15 September...
Saya sudah tidak percaya lagi pada Pemerintah Indonesia soal 1 September itu. Kepada 200 juta rakyat Indonesia saja mereka bisa berbohong terus setiap hari, apalagi kepada warga Timor Timur yang cuma 100 ribu orang. Kita merasa sudah...
Bagaimana tanggapan anda soal kekerasan yang terjadi di hari-hari terakhir ini?
Ini bukan usaha yang terakhir dari mereka, tetapi dalam rangka jajak pendapat, kita tidak tahu apa yang terjadi sekarang atau besok. Tapi dalam rangka jajak pendapat, ini usaha-usaha terakhir untuk memblokir, dan merusak karena mereka tahu rakyat Timtim tidak akan merusak. Saya tahu itu. Sebelum pembantaian di Liqcuisa dan Dili, mungkin saja banyak yang mau memilih otonomi, tapi karena kalian sudah membunuh begini, mereka nanti tidak mau memilih. Itu karena kalian sendiri. Bukan karena kami yang bilang kalian itu buruk, tapi kalian sendiri yang membuktikan bahwa kalian itu tidak punya perasaan.
Bagaimana anda melihat itikad baik Pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini?
Lebih dari Wiranto sendiri. Kalau Wiranto tidak bisa, dia bukan seorang jenderal, tapi saya tahu dia bisa. Hanya mereka yang masih mau bertahan.
Dukungan kepada kelompok pro otonomi semakin kuat dengan kedatangan tim PDIP, Golkar juga dukungan dari TNI. Bagaimana dampaknya bagi kemenangan kelompok anda?
Mereka masih menggunakan mentalitas orde baru. Mereka kira dengan intimidasi rakyat suka pada mereka. Walaupun sekarang saya bisa bilang karena intimidasi, teror dan pembunuhan mungkin rakyat kami akan khawatir dan takut, tetapi apa yang telah mereka buat tidak akan dilupakan.
Ada pesan khusus untuk teman-teman CNRT?
Saya minta semua untuk tetap menenangkan diri, mengontrol rakyat, berbicara pada pemuda-pemuda bahwa kita harus bersikap dalam sikap politik kita. Saya meminta kepada rakyat di Los Palos supaya mereka jangan turun. Saya sedih sekali atas pembunuhan yang sadis terhadap tokoh tradisonal yang punya pengaruh di Los Palos. Saya minta semua rakyat untu tetap mempersiapkan diri tanpa ketakutan. Sebab, dunia interasional sekarang ada di belakang kita. Merekalah yang akan meyakinkan Pemerintah Indonesia dalam hal ini dan inilah kesempatan terakhir kita untuk membuktikan cukuplah sudah perjuangan kita.
Pihak UNAMET dianggap tidak fair, misalnya tidak memberi izin kepada kelompok pemantau yang dianggap pro-otonomi. Bagaimana menurut anda?
Masalah ini kompleks. UNAMET masuk ke Timtim, menyewa rumah dan mobil milik orang pro-integrasi. Bukan pro-kemerdekaan. Nilainya jutaan. Bukan main jumlahnya. Dengan seleksi orang yang memantau jajak pendapat, tidak benar kalau tidak fair. Masa supir, tukang kayu dibilang pro-integrasi. Mengenai masalah ini kita diam saja karena kita tidak mau masalah ini terlalu.... (diam)
Saya bisa bilang, dulu rakyat ditindas, tidak punya suara, tidak punya hak. Setelah TNI dan UNAMET bilang semua punya hak dan kesempatan yang sama. Itu sebabnya mereka merasa ada yang berpihak. Kami juga bisa bilang bahwa polisi tidak fair. Kemarin pagi jam 5, dua kantor CNRT di sana oleh polisi dan TNI sendiri. Kemarin pagi, kita sendiri tidak bisa masuk ke sana karena ada yang jaga dari polisi. Tapi, orang-orang dari milisi bisa masuk ke sana dengan membawa beras, sapu, makanan dsb. Itu semua terjadi di depan polisi. Jadi, dalam kejadian ini, polisi bukan cuma berpihak, tapi ikut serta membunuh orang. Nyatanya kami tidak ada yang bicara. Kita tahu TNI juga ikutserta dalam kelompok pro-otonomi, kita diam saja dan menerima semua. Kita tidak bicara apa-apa. Kita hanya berjaga-jaga dan berhati-hati dalam tindakan kita. Kita tidak mau berdebat tentang masalah ini. Saya nilai Unamet tetap fair dalam menjalankan tugasnya.
Pendidikan Nasib
8 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar