Minggu, Agustus 30, 2009

Melawan dengan Senjata Sementara

Penjualan vaksin flu meningkat sejak flu babi mewabah. Vaksin flu babi sendiri sampai kini belum selesai dibuat.


Lia Hidayah, karyawan swasta di Jakarta, bimbang. Perusahaannya menugasi perempuan 25 tahun ini ke Singapura. Biasanya, perempuan yang punya hobi belanja ini tak pernah berpikir dua kali bila ada tawaran ke negeri jiran itu--sekalian berbelanja. “Aku ngeri gara-gara baca berita ratusan warga Singapura mengidap flu babi,” katanya.

Toh, Lia akhirnya memilih berangkat. Namun, sebelumnya, dia bersiap diri dengan disuntik vaksin flu. Lia mendatangi klinik tak jauh dari tempatnya bekerja di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Sejak flu babi (swine flu) menyebar dari Meksiko, Maret lalu, ke Benua Amerika, lalu melebar ke belahan dunia lain, termasuk Indonesia, marak pula rumah sakit dan klinik menyediakan vaksin flu jenis A. Flu babi masuk jenis flu ini.

Carepoint Clinic Medic One, salah satu tempat penyedia vaksin flu merek Fluarix, produk pabrik farmasi Glaxo Smith Kline, Belgia, mencatat permintaan dalam tiga bulan terakhir terus meningkat. Vaksin itu diyakini dapat mencegah orang tertular flu babi. Konsumennya kebanyakan orang yang akan bepergian ke luar negeri.

“Setelah marak wabah flu babi, klinik rata-rata memberikan 20-30 vaksin per bulan. Dulu jarang,” ujar Surya, petugas klinik itu. Klinik tersebut juga melayani pemberian vaksin bagi karyawan perusahaan. Tercatat 20 perusahaan yang menjadi anggota klinik itu. “Sekali datang bisa 80 vaksin,” katanya.

Isnaeni Fajri dari bagian pimpinan bisnis vaksin Glaxo Smith Kline mengakui ada lonjakan permintaan vaksin flu. Sebelum flu babi mewabah, 1.500 vaksin diedarkan untuk seluruh Indonesia, sedangkan kini 2.000 vaksin dihabiskan dalam sebulan. “Kesadaran masyarakat kita masih rendah. Kalau ada yang meninggal, baru ramai,” katanya.

Dokter Harman Nasution, yang juga berpraktek di klinik itu, menjamin kliniknya memberikan vaksin secara benar. Vaksin tidak akan diberikan kepada orang yang demam. Sebab, demam itu berindikasi infeksi, bisa karena virus, alergi, atau jamur. “Kalau dipaksakan, seperti menyiram api dengan bensin, tambah berbahaya,” katanya.

Informasi masa kerja vaksin pun disebutkan secara gamblang. Fluarix seperti vaksin lainnya secara umum bekerja setelah dua minggu disuntikkan, tapi bisa bertahan selama setahun. Menurut Isnaeni, vaksin Fluarix bekerja secara tidak langsung. “Sebab, vaksin ini bukan vaksin khusus untuk flu babi, melainkan hanya untuk strain virus yang mirip,” ujarnya. Vaksin Fluarix ini berisi virus yang sudah dimatikan untuk membentuk antibodi. Selain Fluarix, di Indonesia beredar vaksin sejenis dari produsen farmasi berbeda, seperti Vaxigrip, Agrippal, dan Influtac.

Strain atau turunan virus itu mengikuti rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Untuk tahun ini, menurut rekomendasi WHO, di belahan dunia utara dan selatan ada tiga strain virus, yakni jenis A H1N1, A H1N2, dan jenis B. “Jadi tiap tahun vaksin ini berganti fungsi sesuai dengan rekomendasi strain tahunan,” kata Isnaeni.

Ketua Tim Dokter Penyakit Khusus dan Isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, dokter Hadi Yusuf, juga memastikan vaksin yang ramai diminati masyarakat kini bukanlah vaksin khusus flu babi. “Itu vaksin tahunan. Di Amerika Serikat saja mungkin vaksin buat flu babi itu baru ada pada Oktober nanti,” katanya. Vaksin flu tidak serta-merta ditemukan karena strain virus flu berbeda-beda, tergantung tempat dan waktu. Flu tahun lalu di suatu tempat berbeda strain-nya dengan flu tahun ini di tempat yang sama, lebih-lebih di tempat lain. “Apalagi flu babi ini belum diketahui jelas strain virusnya,” ujarnya.

Meskipun vaksin yang ada saat ini bukan khusus untuk flu babi, zat di dalamnya sudah dapat digunakan buat melindungi diri dari serangan flu tersebut. Menurut Hadi, vaksin yang mengandung virus, bakteri, atau organisme lain yang telah mati atau dilemahkan itu disuntikkan ke dalam tubuh. Lalu vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi melawan organisme tersebut. Saat organisme jahat kembali menyerang tubuh, antibodi dari sistem kekebalan akan balik menyerang dan menghentikan infeksi.

Vaksin berisi kuman yang dimatikan itu, bila diberikan kepada orang sehat, akan memicu respons kekebalan tubuh. Vaksin memaksa tubuh berpikir bahwa tubuh tengah diserang organisme spesifik, sehingga sistem kekebalan bekerja untuk memusnahkan penyerbu dan mencegahnya menginfeksi lagi. Kekebalan yang dibangun vaksin mirip kekebalan yang diperoleh dari infeksi alami.

Agar kekebalan penuh diperoleh, mungkin diperlukan beberapa dosis vaksin. Beberapa orang bisa saja gagal mendapatkan pertahanan penuh setelah diinjeksi pertama kali tapi berhasil pada dosis lanjutan. Kekebalan tubuh juga mungkin berkurang dengan berjalannya waktu, sehingga perlu dosis vaksin tambahan untuk menambah kekebalan.

Influenza atau sering disebut flu adalah sejenis virus yang merupakan paket protein dan DNA yang tidak memiliki cukup kemampuan untuk bereproduksi sendiri. Virus ini perlu menginfeksi sebuah sel, lalu menggandakan diri. Virus berkembang biak sehingga ada begitu banyak salinannya tumpah menyebar ke sel-sel yang masih sehat.

Virus flu dari babi (H1N1), sama dengan virus flu dari burung (H5N1), tergolong virus influenza tipe A. Manusia, kuda, anjing laut, dan paus juga bisa terinfeksi virus flu tipe itu. Saat ini ada tiga subtipe yang paling banyak bersirkulasi dalam tubuh manusia, termasuk H1N1. Virus influenza tipe A dan B (hanya bersirkulasi di antara manusia) dikarakterkan ke dalam varian genetik yang disebut strain atau turunan. Turunan baru terus tumbuh secara konstan menggantikan turunan-turunan lama.

Ketika tubuh sudah membangun resistensi terhadap salah satu turunan, turunan yang lebih baru bisa menyusup mengganggu kekebalan tubuh. Bila hal ini terjadi, bermunculanlah insiden penyakit yang cukup tinggi di sebuah area dan menyebar ke wilayah lain, seperti yang terjadi kini.

Senin pekan lalu, WHO mencatat 94.512 kasus flu babi di sejumlah negara, dan 429 penderita di antaranya meninggal. Di Indonesia terdeteksi 112 kasus. Dua pasien meninggal di Padang dan Denpasar.

Karena flu babi sangat cepat menyebar, dan perpindahan orang antarnegara begitu mudah, menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, untuk menangkalnya, pemerintah berkonsentrasi menjaga pintu-pintu masuk internasional, yakni pelabuhan udara dan laut serta lintas batas darat. Caranya: dilakukan pemasangan pemindai panas tubuh, pengamatan oleh petugas, dan pelaporan. Selain itu, Departemen Kesehatan sudah mempersiapkan logistik, obat Tamiflu, dan lebih dari 100 rumah sakit untuk merawat pasien flu ini. “Kami juga sudah merancang metode pemantauan. Semua rumah sakit dan puskesmas harus memberikan data influenza-like illness (penyakit mirip influenza) setiap minggu ke Jakarta,” ujar Tjandra.

Ahmad Taufik, Harun Mahbub

---

BOKS

Gejala dan Pencegahan

Flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1. Virus ini ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan dapat menular antarmanusia.

Gejala penderitanya mirip influenza dengan gejala klinis seperti demam, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat, atau sesak napas, disertai mual, muntah, dan diare. Kematian akibat flu babi terjadi antara lain karena gangguan paru atau pneumonia.

Masa inkubasinya 3-5 hari. Cara penularan bisa melalui udara atau kontak dengan penderita. Menurut dokter Hadi Yusuf, flu babi dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat, misalnya cuci tangan sebelum makan, setelah buang air, dan sesudah kontak dengan binatang. “Juga istirahat yang cukup dan makan makanan yang cukup gizi,” ujarnya.
(dimuat Majalah Tempo, edisi 20 Juli 2009)

Tidak ada komentar: