Rabu, Juni 25, 2008

Spanyol: Saatnya Tim Matador

Spanyol kembali mengentak menjelang Euro 2008. Sang “pecundang abadi” ingin mengakhiri paceklik gelar.

**-
PASE lo que pase, Espana Siempre, apa pun yang terjadi selalu Spanyol. Begitulah bunyi slogan yang tertulis di badan bus tim banteng matador itu. Bus ini melalui kota-kota di Benua Eropa dari Spanyol menuju Neustift, Austria, menempuh 1.800 kilo meter.
Manajer tim Luis Aragones seolah ingin mengumumkan maklumat: Spanyol bukan lagi tim yang panas menjelang kompetisi tapi melempem pada saat laga. Sudah tidak terbilang berapa kali peak performance tim ini tercapai sebelum kejuaraan.
Menjelang Piala Eropa kali ini, Spanyol kembali menggetarkan. Pada akhir Mei, mereka menang 2-1 atas Peru. Sebelumnya, David Villa menendang satu gol ke gawang juara Piala Dunia 2006, Italia. Selama 14 kali pertandingan terakhir, Spanyol belum pernah kalah.
Masyarakat Spanyol menanggapi hasil spektakuler itu dengan dingin. Karena itu, jangan berharap ada dukungan berlebihan. Di Madrid saja, tak tampak spanduk dukungan penyemangat.
“Fanatisme orang Spanyol terhadap tim nasionalnya tidak berlebihan,” ujar Sahat, staf atase kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Madrid lewat telepon hubungan luar negeri kepada Yugha Erlangga dari Tempo. Bahkan di pusat pelatihan tim Matador, 19 kilometer dari Madrid, La Srozas tak banyak menyedot pendukung. “Padahal tempat itu cuma 15 menit perjalanan dari pusat kota,” katanya.
Tapi bukan berarti mereka tidak memberikan dukungan saat timnya berlaga di Austria-Swiss. Tiket jatah Spanyol sudah ludes jauh-jauh hari.
Pencinta bola yang tak pergi memilih berkumpul di bar-bar menonton pertandingan melalui televisi layar lebar. Cara lain pendukung tim Spanyol untuk memecut semangat tim matador, menurut Sahat, mereka tak akan menggunakan kaus tim nasional sebelum kesebelasan kesayangannya lolos dari babak penyisihan grup.
“Nah, euforia baru muncul jika tim nasional menjadi juara grup. Warga Madrid berpawai menggunakan mobil mengibarkan bendera Spanyol dan spanduk bertulisan: Espana Campeon, Spanyol juara,” katanya.
Aragones pantas jika ia optimistis bisa mengakhiri paceklik gelar. Timnya bertabur bintang dunia. Delapan belas pemainnya berasal dari klub papan atas Eropa. Empat di antaranya adalah tulang punggung Liverpool: kiper Jose Reina, bek Alvaro Arbeloa, gelandang Xabi Alonso, dan striker Fernando Torres, serta Cesc Fabregas, gelandang jagoan dari Arsenal.
Masih ada mesin gol Valencia, David Villa, serta gelandang andal Barcelona, Andres Iniesta dan Xavi. Di barisan pertahanan, ada Carles Puyol (Barcelona) dan Sergio Ramos (Madrid).
Taktik yang bakal diterapkan Aragones adalah memasang seorang ujung tombak dengan empat penyerang di lapis kedua. Di sini duet Torres dan Villa akan banyak berperan menghidupkan rentakan tarian flamenco di lapangan rumput.
Main bagus tentu juga akan diikuti bonus yang besar. Masing-masing pemain tim Spanyol dijanjikan bonus 214 ribu euro (Rp 3 miliar) jika menjadi juara Euro 2008. Nilai itu lebih kecil dari iming-iming saat Piala Dunia 2006, 540 ribu euro.
Tentu bukan cuma uang yang dikejar. Para pemain berharap saat pulang kampung disambut teriakan Espana campeon, bukan tim pecundang abadi.

BOKS PROFIL

PELATIH
Luis Aragones

Ia pernah menuai kontroversi pada saat Piala Dunia 2006. Luis Aragones, 69 tahun, ingin memompa semangat pemainnya, Jose Antonio Reyes. Namun caranya dengan menyebut penyerang Prancis Thiery Henry sebagai kotoran hitam. Itulah noda yang ditorehkan Aragones.
Ia hampir kembali kehilangan posisinya ketika Spanyol hanya mendapat tiga poin dari tiga pertandingan perdana kualifikasi Piala Eropa 2008 setelah dikalahkan Irlandia Utara dan Swedia. Setelah itu, tim matador ini ngamuk dan meraih 25 poin dari sembilan pertandingan, sehingga menjadi juara grup.
Penyerang terbaik Spanyol pada zamannya itu mulai melatih setelah gantung sepatu pada 1974. Pelatih temperamental ini telah 13 kali ganti klub, sebelum menukangi Spanyol pada 2004. Gelar tertinggi sebagai pelatih diraihnya tatkala membawa Atletico juara La Liga pada 1977. Selain itu, Aragones juga pernah empat kali juara Piala Spanyol bersama Atletico dan Barcelona.

PEMAIN KUNCI
Fernando Torres
Setelah bersinar di musim pertamanya bersama Liverpool, Torres, 24 tahun, menghadapi Piala Eropa 2008 ini dengan kondisi puncak. Pemain dengan keterampilan tinggi ini lincah bergerak dan sangat berbahaya di depan gawang. Ia mencetak tiga gol di Piala Dunia 2006, dan di Liga Inggris musim ini ia mengoleksi 23 gol, ditambah enam lagi di kompetisi Liga Champions.

Cesc Fabregas
Salah satu gelandang paling bersinar di Eropa saat ini. Pemain berumur 21 tahun ini menjadi andalan Arsenal, baik di Liga Inggris maupun kompetisi Eropa. Tapi ia masih berjuang mencetak gol pertamanya dalam pertandingan internasional.

Carles Puyol
Pemain gondrong ini sangat dingin dalam menghalau serangan lawan. Ia menjadi kapten Barcelona ketika menjadi juara Liga Spanyol dua musim berturut-turut pada 2005 dan 2006, serta Liga Champions 2006. Puyol sudah 60 kali memperkuat tim nasional.

Tim
Kiper: Iker Casillas (kapten), Pepe Reina, dan Andres Palop
Bek: 2 Raúl Albiol, 3 Fernando Navarro, 4 Carlos Marchena, 5 Carles Puyol, 11 Joan Capdevila, 15 Sergio Ramos, 18 Alvaro Arbeloa, 20 Juanito
Gelandang: 6 Andrés Iniesta, 8 Xavi Hernandez, 10 Cesc Fàbregas, 12 Santi Cazorla, 14 Xabi Alonso, 19 Marcos Senna, 22 Ruben de la Red
Penyerang: 7 David Villa, 9 Fernando Torres, 16 Sergio Garcia, 17 Daniel Guiza, 21 David Silva

PREDIKSI
Juara grup, tapi kalah di final melawan Jerman

PIALA EROPA
Tampil: 8 kali
Prestasi: Juara 1964, runner-up 1984

PIALA DUNIA
Tampil: 12 kali
Prestasi: Peringkat keempat (1950)

PERINGKAT FIFA
Sekarang: 4
Tertinggi: 2 (Desember 1994)
Terendah: 25 (Maret 1998)
***-/**

Tidak ada komentar: